Membentuk Generasi Soleh/ah, Berpengetahuan, dan Berilmu di Masa Emas



Salah satu karunia terbesar dari Allah SWT bagi seorang wanita yang telah bersuami, saat Dia mengamanahkan dalam rahimnya sebuah kehidupan baru yang mulai berkembang sebagai cikal bakal generasi penerusnya dimasa mendatang. Menjadi kodrat seorang perempuan untuk mengalami fase kehamilan dan melahirkan anak, apapun dan bagaimanapun prosesnya, itu semua merupakan ketetapan dari Allah SWT.

Dalam sebuah tulisan saya waktu lalu yang berjudul Sekolah Dalam Perut(http://catatan-akhwat.blogspot.com/2013/03/sekolah-dalam-perut.html) telah kita pelajari bersama cara mendidik anak kita dalam kandungan, artikel ini adalah artikel lanjutan dari tulisan tersebut dalam rangka mendidik generasi penerus kita sebagai “qurata ayyun”, yang akan menjadi salah satu generasi penegak kalimatullah di bumi Allah ini.

Saatnya Kembali Menarikan Jemari...


 Terlalu lama jemari ini cuti menari diatas keyboard, namun atas berkah dan rahmat-Nya jemari ini di izinkan untuk menari kembali, menorehkan jejak kata hati yang lama tersembunyi, bukan tanpa alasan karena baru ada teman hati yang selalu menjadi curahan hati. Namun kini jemari ini rindu untuk menari kembali karena dia akan menciptakan rangkaian sejarah yang tertinggal untuk warisan anak, cucu, cicit generasi baja nanti.

Dan aku berteriak...
Kini aku kembali menarikan jemari...
Kembali merevisi dan menuliskan mimpi-mimpi baru...
Yang akan memacuku untuk semakin berlari...
Aku Kembali...

Yogyakarta, 26 Agustus 2013
11:01 am




Sekolah Dalam Perut


By : Vika Pravesti


Bersyukur adalah keharusan yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslimah (yang sudah  bersuami) ketika Allah menganugerahi salah satu dari sekian nikmat berupa kehamilan. Karena itu adalah anugerah terindah dari Allah Swt. Selain itu, menurut Rasulullah Saw., keutamaan bagi seorang perempuan yang mengandung, melahirkan, dan menyusui adalah jihad fi sabilillah. Karena itulah amanah yang dipercayakan kepada kita harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Sebuah kabar gembira yang disabdakan oleh Rasulullah Saw: “Sesungguhnya bagi wanita yang mengandung hingga melahirkan dan menyapih, ada pahala, seperti halnya orang terdampar fi sabilillah. Apabila ia mati pada masa diantara itu, maka baginya pahala orang yang mati syahid.” (HR. Ibnu Hajar).

Setiap orang tua mendambakan untuk memiliki anak-anak yang sholih dan sholihah. Agar bisa mewujudkannya, ada beberapa hal yang diajarkan oleh Islam. Pertama, Islam menganjurkan apabila menginginkan lahirnya generasi unggul, hendaknya menyiapkan sejak memilih pasangan. Artinya dari pasangan yang sholih dan sholihah akan lahir generasi yang sholih dan sholihah pula. Kedua, orang tua yang mendambakan anak yang sholih dan sholihah wajib memperbanyak amal mulia, makan dan minum yang halal, menjaga shalatnya, indah ahklaknya, lembut hatinya, bertaqwa, memperbanyak dzikir dan do’a, serta bersemangat dalam bekerja. Selain itu segala sesuatu tergantung pada pendidikan.

Menggenapkan Sayap....


mengangkasa bersama...

Berupaya mengangkasa tuk meraih ridho dan semakin mendekat pada-Nya...
Namun tak mungkin sayap ini terkepakkan jika hanya satu sisi...
Butuh kesempurnaan kiri dan kanan untuk menjadikannya mampu mengangkasa...
Maka bersamamu ku akan mencoba menggenapkan sayap ini....
Mengangkasa mengapai cita yang akan kita ukir bersama...
Di dunia dan berlanjut hingga syurga...*insyaAllah...

Lillah, Fillah, Billah....

Ruang Pena
 Jum’at, 23 November 2012
13 : 55

Speechless


Gambar pinjaman lg... ^^
Speecless bahasa keren tak bisa berkata-kata, pernah mengalaminya? Aku pernah, sekarang sering malah, entahlah...mungkin terlalu bahagia ingin menyampaikan semua hal yang hendak membuncah, namun tiba-tiba bibir menjadi beku, dan lidah menjadi kelu, tak tahu harus ngomong apa...jadinya kadang terharu... :D


Dan ternyata speecless memiliki banyak arti, karena terkadang banyak makna dalam diam tergantung occasion, waktu, dan dengan siapa kita berkomunikasi :D. Dari beberapa referensi (gaya betul kayak msh nulis skripsi) ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan kita speechless → let’s take a look :

Berbeda untuk Bersama...


Gambar pinjaman dari google^^















Pasangan terbaik itu bagaikan sepasang sepatu
Mempunyai aspek kiri dan kanan..
Bentuknya senada, namun tak sama
Saat berjalan mereka tak pernah berdampingan
Namun mereka mempunyai kehendak yang sama, satu tujuan
Mereka saling melengkapi, tak pernah ganti posisi apalagi merasa iri
Selalu sederajat, tak ada yang merasa lebih tinggi
Namun bila yang satu hilang, maka yang lain tak memiliki arti lagi...(SMS Suhu)


Berbeda untuk bersama...begitulah tujuan penyatuan dua manusia... pria dan wanita, dari anatomi saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan hatinya...

Berbeda untuk bersama...menyatukan dua isi kepala, dua ide, dua impian menjadi sesuatu yang besar - Bermakna - tak hanya untuk diri mereka sendiri dan keluarga namun juga untuk orang lain di sekitar.

Berbeda untuk bersama...Menggambil keputusan untuk berlabuh disatu pantai, bersiap untuk meraih kesempurnaan 1/2 agama

Menenun Pola-Pola Kehidupan


Hakikat hidup berarti mengalir mengikuti lika-liku garis takdir yang terukir sejak kita belum lahir, menuju ke Haribaan Al-Qadir... (Ust. Satori AR)

Akumulasi hidup ini adalah kumpulan dari titik-titik yang menjelma menjadi garis takdir, terangkai kokoh dalam bingkai takdir yang membentuk warna-warni pola kehidupan, terhubung satu dengan yang lainnya. Garis-garis horizontal-nya terhubung dengan orang-orang disekitar kita, sedangkan garis vertikal-nya menjulang ke langit terhubung dengan Pencipta kita.

Garis horizontal kehidupan yang kita pijak saling terhubung dengan garis-garis horizontal kehidupan orang lain, bagaimana tidak, kehidupan kita menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, dan kehidupan orang lain juga berpengaruh pada garis kehidupan kita semuanya saling mempengaruhi, saling berinteraksi.