Refleksi Penghujung tahun 2010

Berada dipenghujung tahun 2010
Beberapa hal telah terlewati, beberapa hal telah terjadi
Dan jejak-jejak itu satu persatu telah tertorehkan
Tetapi beberapa agenda masih stagnan, belum terselesaikan

Malam tahun baru nanti
Saatnya merefleksi diri
Merekonstruksi target-target mimpi
Dan merealisasikannya dihari esok

Diri ini harus lebih baik, harus lebih bermanfaat bagi orang lain
Harus lebih dewasa, menahan segala ego yang tersembunyi didalam dada
Harus bisa mengikhlaskan perbuatan orang-orang yang mencoba menggoyahkan iman
Harus bisa meng-up grade diri menjadi insan yang berkualitas...

Wahai diri,,,
Basuhlah jiwamu dengan sejuknya air wudhu,,,,
Raihlah pena dan tuliskan mimpi-mimpi yang hendak kau gapai,,,,

2011
Akan ada beribu keajaiban baru,,,
Yang akan mengeringi langkahku,,,
Allah bersamaku dalam setiap langkahku....

vika_@ basecamp HMPS P.Mat....
detik2 sebelum meniggalkan basecamp...

Nikmat Pagi

Nikmat Pagi
Saat diri masih diberi kebebasan untuk membuka mata kembali
Saat nafas ini masih diberi kebebasan untuk menghirup segar udara-Nya
Saat tubuh ini masih diberi kebebasan untuk bergerak
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS.Ar-Rahmaan : 13)

Nikmat pagi
Rugi jika hari ini kita awali dengan hal-hal yang sia-sia
Rugi jika tidak dapat kita nikmati indahnya pesona matahari yang mulai lembut menyapa
Rugi jika hari ini akan kita jalani dengan berlalu saja

Nikmat pagi
Mari rencanakan target hari ini
Target kebaikan yang melampaui hari kemarin
Target hidup untuk hari ini
Karena kita tidak pernah tau
Esok apakah Allah masih memberi kesempatan kepada kita untuk meNIKMATI PAGi kembali...

Today is gift.....

“Inspirator Kehidupan”




By : Vika Pravesti *

Batam ; Kamis, 28 juni 2007

Sinar mentari sore yang menyengat tak menyurutkan langkah Syifa untuk segera menyampaikan langkahnya di Masjid Nurul Islam. Peluh membasahi jilbabnya, tapi ia tetap begitu bersemangat meskipun sejak pagi tenaganya terkuras dengan rutinitas hariannya. Komunitas baru yang ia ikuti tiga bulan terakhir ini membawa perubahan yang besar untuk dirinya, ia tak lagi anti memakai rok panjang dan bergaul dengan orang-orang berjilbab lebar (jilbaber). Semangat Syifa kembali menyala setelah beberapa bulan lalu ia sempat terpuruk, gagal masuk disebuah universitas yang lama diincarnya .
Syifa menghentikan langkahnya, sebuah poster besar yang menempel disalah satu papan mading serambi Masjid Nurul Islam mencuri perhatiannya, langkahnya tergerak mendekat, membaca informasi yang ada didalamnya. “Hmmmmf ternyata sebuah publikasi acara bedah buku dihari ahad besok (01 Juli 2007)” batin Syifa. “Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan (NPSP)” judul buku yang akan dibedah dengan sang penulis Salim A. Fillah, penulis muda dari kota Pelajar, Yogyakarta. “sepertinya menarik, aku akan mengikutinya” batin Syifa.
Setelah menunaikan kewajibannya melaksanakan shalat asar, Syifa kembali melanjutkan perjalanannya ke halte angkutan umum, sambil berjalan ia teringat dengan cerita seorang guru jilbabernya disekolah dulu tentang kehidupan teman-temannya yang menikah tanpa pacaran (saat itu Syifa belum percaya dengan cerita gurunya tersebut), “hmmmf mungkin buku tersebut berkaitan dengan cerita guruku dahulu” ujar Syifa mengguman dalam hati.
Syifa mempercepat langkahnya, ia tidak ingin terlalu sore sampai dirumah. Pak De-nya sangat disiplin dengan waktu kepulangannya, dan Bu De-nya membutuhkan bantuannya menjaga adik sepupunya yang baru 4 bulan yang lalu terlahir ke dunia.
“Pasti menyenangkan dapat hadir diacara bedah buku besuk, bertemu langsung degan sang penulis buku, aku tidak boleh melewatkannya” tekad Syifa. Sebuah angkutan datang membuyarkan lamunan Syifa, segera ia naik dan angkutan itu meluncur membawanya pulang kerumah,,,ahad segeralah datang (harap Syifa) .

Ahad, 01 Juli 2007

Hari yang dinanti akhirnya tiba, semangat pagi itu menyapa Syifa untuk bergegas melaksanakan tugas-tugas kesehariannya dirumah, setelah berpamitan dengan Pak De dan Bu De-nya sekitar pukul 07.00 WIB sebuah angkutan umum meluncur mengantarkannya ke Masjid Nurul Islam tempat acara bedah buku itu akan berlangsung.
Tiba di Masjid Nurul Islam ia terperanjat, para peserta bedah buku sudah banyak yang datang beruntung dia bisa duduk dibarisan kedua. Ia menyapa seorang teman yang disampingnya, “Yuliana” ucap teman barunya menyebutkan nama, “Syifa” ucapnya balik memperkenalkan diri. Tak lama kemudian mereka terlarut dalam obrolan, bertukar informasi seputar kehidupan mereka.
Obrolan mereka terhenti saat sebuah grup nasyid tampil dan mulai membuka acara pagi itu. Setelah membawakan 2 lagu pembuka, acara bedah buku NPSP pun dimulai, sang MC membuka acara, di sampingnya telah hadir sang penulis (Salim A.Fillah). Setelah MC mempersilahkan penulis membedah bukunya, Ustadz Salim (begitu beliau sering disapa) menuturkan isi dari buku yang ditulisnya. Buku NPSP tersebut membahas masalah pacaran dan pernikahan dalam Islam. Dalam bukunya Ustadz Salim menuliskan bahwa Islam tidak mengenal istilah pacaran, Islam hanya mengenal pernikahan, meskipun sebenarnya pacaran tetap ada dalam Islam yaitu pacaran setelah menikah. Syifa menyimak dengan baik setiap kata yang Ust. Salim ucapkan, tak lupa catatan kecilnya mengabadikan setiap ilmu baru yang ia ketahui.
Menurut Ustadz Salim menahan diri untuk tidak pacaran sebelum menikah sama halnya seperti menahan diri ketika berpuasa. Belajar dari hikmah berpuasa, terdapat dua kebahagiaan bagi orang-orang yang melaksanakannya yaitu saat berbuka dan saat Allah menyapa lembut memberikan pahala. “Berpuasa” (tidak pacaran sebelum menikah) adalah puasa syahwat bagi setiap orang yang belum menikah begitulah paparan dari isi buku yang beliau tuliskan.
“cinta sejati itu akan mencari kesejiwaan (ruh yang saling mengenal atas izin Allah) dengan pasangannya” ujar Ustadz Salim. Glek Syifa terbelalak, “benarkah ??” ungkap batinnya masih tak percaya. Ia menyimpan pertanyaanya itu rapat-rapat, keberaniaannya tak cukup besar untuk mempertanyakan hal itu kepada Ustadz Salim, “malu ditertawakan jika ditanyakan sekarang apalagi forum bedah buku itu tidak hanya dihadiri akhwat* tetapi ikhwan* juga” batinnya. (*istilah baru dikomunitasnya)
Syifa menyimpan pertanyaan itu, nanti ku tanyakan saja pada teman-teman dikomunitas baruku ujarnya dalam hati.
Siang beranjak bedah buku NPSP berakhir dengan sebuah tanya yang masih tersimpan dihati Syifa. Setelah berpamitan dengan teman barunya Yuliana, Syifa pulang meluncur dengan sebuah angkutan, kembali kerumah yang menanti kehadirannya. Ia belum membeli buku itu karena stand buku masih terlalu ramai dengan banyaknya peserta yan ingin segera menikmati isi buku NPSP Ustadz Salim. Hmmmf buku yang inspiratif plus provokatif kayaknya batin Syifa.

.............

Beberapa bulan berlalu Syifa telah mendapatkan jawaban dari simpanan pertanyaannya setelah mengikuti bedah buku NPSP yang diikutinya, ia bertekad menjadi salah satu pelaku NPSP (insyaallah). Komunitas barunya benar-benar luar biasa, segala pertanyaannya bisa ia dapatkan disana. Orang-orang didalamnya pun adalah para inspirator penyala semangat hidupnya. Ia terus melaju memperbaiki dirinya yang perlu dibina kembali ke jalan cahaya-Nya. Ada gurat penyesalan dalam hati kecil Syifa, kenapa ia baru tersadar sekarang padahal dulu disekolah guru jilbabernya selalu berupaya “menuntunnya”, hmmmf mungkin ini memang rencana terbaik dari-Nya batin Syifa berupaya mempositifkan pikirannya.

..............

Yogyakarta ; 2 September 2008


Petualangan Syifa dikota Batam berakhir, tahun 2008 ia kembali ke Jawa dan mulai melanjutkan studinya yang sempat tertunda disebuah Universitas di Yogyakarta. Teman-teman seangkatannya ketika sekolah dulu kini telah semester lima, tapi Syifa tidak menyesal ia berbahagia karena dibalik kegagalannya masuk di universitas impiannya, Allah memberikannya sebuah hadiah yang luar biasa bertemu komunitas dahsyat pembakar semangat jiwa raganya.Pertemuan Syifa dengan seorang akhwat (Rifa) kakak tingkatnya beberapa hari yang lalu mengembalikannya ke komunitas yang sama saat ia di Batam.
Ramadhan pertama di Jogja.....

Sore itu sambil menunggu buka puasa (ngabuburit.com) mbak Rifa mengajaknya ke Jogokariyan. Setelah melewati perjalanan yang belum terbesit dipeta otakknya tentang Jogja sampailah Syifa dan mbak Rifa di Masjid Jogokariyan. Agenda Ramadhan sore itu adalah penetapan Jogokariyan sebagai “Kampoeng Ramadhan”. Dari mbak Rifa, Syifa juga mendapatkan informasi kalau Jogokariyan ini adalah kompleks rumah penulis Pro-U, “apakah Ustadz Salim juga tinggal disini mb?” Tanya Syifa, “ya” jawab mb Rifa. Dan terbukti benar Ustadz Salim sore itu memberikan tausiyahnya kepada para jama’ah yang hadir pada acara tersebut. Syifa begitu senang karena ia berada dikota yang sama dengan penulis-penulis hebat. Suatu hari aku ingin seperti mereka tekad Syifa.

.........................

November 2010

Dua tahun lebih Syifa telah menimba ilmu dikota Yogyakarta, kini beberapa buku Pro-U memenuhi koleksi perpustakaan pribadinya. Buku-buku Pro-U yang telah dibacanya (baik milik sendiri maupun pinjaman.com) telah memberinya berbagai inspirasi yang menggugah hidupnya. Acara bedah buku Pro-U saat perhelatan Islamic Book Fair menjadi idamannya. Ustadz Salim A. Fillah, Ustadz Solikhin Abu ‘Izzuddin, Ustadz Satria H. Lubis, dan penulis-penulis dahsyat Pro-U lainnya adalah para inspiratornya. Spirit dahsyat yang mereka tularkan lewat tulisan-tulisan menggugah mereka membakar semangat Zahra untuk terus bergerak, berkarya, dan menorehkan jejak sejarah terbaik hingga ajal menjemputnya nanti. Ia bertekad dalam hati untuk menjadi penulis seperti para inspiratornya itu. “malulah kepada Allah jika dalam sekali hidupmu, tidak ada karya yang bermanfaat yang bisa kamu tingalkan” kalimat spirit Syifa untuk mewujudkan impiannya (menjadi salah satu penulis Pro-U).

*(Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikna, Program Studi Pendidikan Matematika (semester 5), Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Tulisan ini juga bisa dilihat di http://www.facebook.com/notes.php?id=1380775949¬es_tab=app_2347471856#!/note.php?note_id=462404822601

Kisah ini untuk diikutsertakan dalam Lomba Kisah Menggugah Pro-U Media 2010 di http://proumedia.blogspot.com/2010/10/lomba-kisah-pendek-menggugah-pro-u.html

Waktu Manusia diDunia dihitung berdasarkan Waktu Akhirat




“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu” (QS.As-Sajdah : 5)

Dari firman Allah.SWT diatas, ane mencoba untuk menghitung “jatah hidup” manusia didunia berdasarkan waktu akhirat yang Allah.SWT telah tentukan, dan inilah hasilnya.
1000 tahun didunia = 1 hari di Akhirat
Kemudian kedua waktu tersebut kita bagi 24, hasilnya :
42 tahun didunia = 1 jam di akhirat
Rata-rata usia umar Rasulullah 60-65 tahun dan itu ternyata = 1,5 jam waktu akhirat

Astaghfirullah,,,
Ternyata hanya 1,5 jam umur kita didunia jika dihitung berdasarkan waktu akhirat yang telah Allah tentukan. Mengapa kita masih bersantai-santai dengan waktu yang begitu sempit, mengapa kita masih bermalas-malasan, sering menunda-nunda dan menyia-yiakan waktu???

Astaghfirullah,,,
Ya Rabb,,,
Jangan biarkan kami terlena dengan semu keindahan dunia ini,,,
Beri kami kekuatan untuk segera bangkit dan bergerak,,,
Melepaskan segala jerat kemalasan yang mencoba melenakan,,,
Jadikan sisa umur kami bermanfaat bagi siapapun,,,
Amiin,,,,



Yogyakarta, Rabu 03 Nov’10
21 : 21 WIB
Asrama APi.............

Lirik Lagunya Maher Zain

HOLD MY HAND

I hear the flower's kinda crying loud
The breeze's sound is sad
Oh no...
Tell me when did we become
So cold and empty inside
Lost a way long time ago
Did we really turn that blind
We don't see that we keep hurting each other no
All we do is just fight
Now we share the same bright sun, the same round moon
Why don't we share the same love
Tell me why not
Life is shorter than most have thought
Hold my hand
There are many ways to do it right
Hold my hand
Turn around and see what we`ve left behind
Hold my hand my friend
We can save the good spirit of me and you
For another chance
And let's pray for a beautiful world
A beautiful world I share with you
Hold my hand....
Children seem like they've lost their smile
On the new blooded playgrounds
Oh no...
How could we ignore
heartbreaking crying sounds
And we're still going on
Like nobody really cares
And we just stopped feeling all the pain because
Like it's a daily basic affair
Now we share the same bright sun, the same round moon
Why don't we share the same love
Tell me why not
Life is shorter than most have thought
Hold my hand
There are many ways to do it right
Hold my hand
Turn around and see what we`ve left behind
Hold my hand my friend
We can save the good spirit of me and you
For another chance
And let's pray for a beautiful world
A beautiful world I share with you
No matter how far I might be
I'm always gonne be your neighbour
There's only one small planet where to be
So I'm always gonna be your neighbour
We cannot hide, we can't deny
That we're always gonna be neighbours
Your neighbour, my neighbour
We're neighbours
So hold my hand
There are many ways to do it right
Hold my hand
Turn around and see what have left behind
So hold my hand
There are many ways to do it right
Hold my hand
Turn around and see what we`ve left behind
Hold my hand my friend
We can save the good spirit of me and you
For another chance
And let's pray for a beautiful world
A beautiful world I share with you

Ref : http://bingkisanurani.blogspot.com/2010/02/lirik-lagu-maher-zain_19.html

Sahabat Perjuangan

Lagi suka dengan nasyidnya TAZZAKA
Hmmm,,,Special for all my partner@ dunia dakwah,,,
Lv U All cz of Allah,,,


Pertemuan kita kali ini
Bukan sekedar kawan lama tak jumpa
Namun kita bertemu ada satu makna
Kita punya satu perjuangan

Andai ada kasih antara kita
Kita kembalikan kepada yang Esa
Agar ia suci, tulus dan ikhlas
Semoga Allah memberkati

Sambutlah tangan, sahabat saudaraku
Bimbinglah ia melangakah bersama
Satukan hati kita, teguhkan ia
Berdiri bersama untuk kebenarn

Perjuangan itu artinya berkorban
Berkorban itu artinya terkorban
Janganlah gentar untuk berjuang
Demi agama dan bangsa
Inilah jalan kita,,,,

Kebersamaan

Segenap asa menyatu dalam lubuk hati,,,
Menciptakan guratan warna-warna optimis
Untuk masa depan yang gemilang
Segalanya berpacu dengan putaran waktu
Berlalu, melaju,,,,
Meninggalkan rangkaian jejak-jejak sejarah
Yang terabadikan dalam rekaman-Nya
Menorehkan jejak pembeda bagi setiap insan

Subhanallah,,
Yang telah menciptakan segala perbedaan ini
Terangkai dalam sebuah kebersamaan
Bersama-sama berjuang untuk suatu tujuan
Bahu membahu untuk sebuah tujuan
Semoga Engkau meridhoi kebersamaan ini
Yang terikat kuat oleh sebuah jalinan persaudaraan

Lv U All cz of Allah Saudaraku,,,
Memory P2K FKIP
Special to All Committee P2K FKIP 2010
By : prav_only ...Kamis, 26 Agustus 2010

Perjalanan Dakwah

Renungan Seorang aktivis Dakwah :
Kecewa, marah dan sedih
Selalu mewarnai perjalananku di jalan ini
Dan nyaris membuatku lumpuh,,,
Tapi semua itu kian lenyap di setiap desahan nafas,,
Disetiap sujudku,,
Karena ku tau, ku yakin bahwa setiap langkah, sekeping rupiah, setitik darah, peluh dan airmataku dijalan ini, kelak dibayar Allah di dunia dan akhirat
Dirikupun bangkit dan bertekad tuk terus melangkah hingga diakhir nafasku,,,
Walau seisi dunia mencibir , menghalangi dan tertawa, Insyaallah

Merenungi sebuah sms dari teman seperjuangan dijalan dakwah beberapa waktu lalu dan mengkorelasikannya dengan perjalanan kehidupan yang kualami hari ini, hmmm sebuah renungan untuk para aktivis dakwah dalam geliat perjuangannya didunia dakwah,,,
Hmmmmmmm Aktivis dakwah, dengan berbagai pesona, kharisma dan akhlaknya mampu mengundang siapapun untuk menyorotnya. Ada hal yang berbeda yang butuh diamati lebih dari sosok yang satu ini. Sosok yang terlihat sibuk dengan berbagai macam agenda kegiatan dan full spirit seolah-olah tak pernah padam dikikis berbagai rutinitas.
Liku-liku perjalanan dakwah yang diarunginya penuh dengan warna-warni, itu semua ditakdirkan Allah SWT sebagai salah satu cara untuk memberikan berbagai pelajaran kepada sosok yang satu itu. Kerikil-kerikil dan badai yang menghadang, senantiasa siap untuk menggoyahkan tekad dan keikhlasanya untuk tetap bertahan di jalan dakwah.
Rasa kecewa, marah dan sedih seringkali mewarnai liku kehidupannya, tetapi semua itu lenyap ketika hati yang terluka itu paham bahwa perasaan-perasaan itu hanyalah sebuah ujian untuk membuktikan keteguhannya pada jalan dakwah.
Menjadi seorang pelaku (aktivis) atau penonton (penikmat) dalam dakwah adalah pilihan setiap orang, karena dakwah akan terus berjalan baik dengan ataupun tanpa adanya kita untuk membersamainya, karena roda-roda dakwah akan terus berputar seiring berputarnya waktu, ia terus melaju bersama pejuang-pejuangnya yang senantiasa menyiapkan diri untuk kemenangan islam dengan berbagai resiko yang siap dihadapinya.
Kemenangan dakwah mutlak membutuhkan perjuangan-perjuangan yang memerlukan pengorbanan, dan pengorbanan-pengorbanan itu terwujud jika ada hal yang dikorbankan. Keyakinan akan adanya pertolongan dan balasan dari Allah SWT akan setiap hal yang dikorbankan dijalan dakwah ini semoga menjadi cambuk semangat yang akan senatiasa mengobarkan gelora para pejuang dakwah untuk bertahan menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang selalu menanti.
Untuk saudara seperjuanganku di jalan ini, semoga engkau tetap tegar menghadapi kerikil-kerikil yang menyapamu, luka itu akan sembuh jika kau mengingat akan balasan Allah dijannah-Nya nanti atas apa-apa yang telah kamu korbankan (Insyaallah).
Tetap Semangat menorehkan jejak-jejak sejarah dalam perjalanan dakwah ini...

Special to : saudara seperjuanganku yang berusaha menghadapi kerikil-kerikil tajam yang menghadang langkahmu,,,Keep ISTIQOMAH & SemangkA (Semangat Karena Allah)


By : “Sang Pena dari desa”
Ahad, 08 Agustus 2010 , 00: 28

Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan

“Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yg paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah, Allah Ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengadzab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbal-alamin.

Wahai manusia, barangsiapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.

(Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan khotbahnya, “Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan seteguk air.”)

Wahai manusia, siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, ia akan berhasil melewati Sirathal Mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.

Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.”

(Aku –Ali bin Abi Thalib yang meriwayatkan hadits ini– berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi, “Ya Abal Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.)

Ref : Menuju Puncak Akademi Ramadhan karangan Budi H

Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan

“Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yg paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah, Allah Ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengadzab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbal-alamin.

Wahai manusia, barangsiapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.

(Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan khotbahnya, “Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan seteguk air.”)

Wahai manusia, siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, ia akan berhasil melewati Sirathal Mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.

Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.”

(Aku –Ali bin Abi Thalib yang meriwayatkan hadits ini– berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi, “Ya Abal Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.)

BATAM DALAM KENANGAN


Kulihat mentari bundar dilangit Batam
Membara redup, lembut tiada menyilaukan
Sebentuk siluan pepohonan dari hutan nan perawan
Getarkan hati akan keagungan Tuhan
Yang merindu pertemuan dengan Ar-Rahman
Allah, Allah,Allah, Allah
Pagi yang indah saat ku disana
Allah, Allah,Allah, Allah
Seindah ukhuwah yang menyala didada
Di Pagi itu Nagoya Berseri
Di Muka kuning kudapatkan rumah suci
Disana kulabuhkan sejenak di pesanggrahan hati
Sambil menganyam gaung rindu sanubari
Menguak tabir kebesaran illahi,,,

Alunan nada dari Suara Persaudaraan mengajakku kembali menjelajah ke pulau Batam. Jejak-jejak kenangan indah dengan saudara-saudara seperjuangan kembali menghampiri memory-ku. Ingin rasanya kembali kesana, ke Masjid Nurul Islam, pusat tarbiyah di kawasan Industri Batamindo.
Ingin kembali kusinggah di Masjid Agung Batam Center, ingin kembali ku kunjungi jembatan Barelang, ingin kembali ku kukunjungi Pulau Nguan (tempat kita Ber-Wisata Dakwah),ingin kembali ku jelajahi Nagoya, Batu Aji, menyusuri pantai mawar dan semua tempat-tempat yang kita jelajahi bersama.
Saudara-saudaraku REMITA, bagaimana kabar antum???
Apakah ghirah kita masih seperti dulu, lebih menyala atau meredup??? hanya antum yang dapat menjawabnya. Kebersamaan singkat kita, adalah sebuah awal titik ledakan yang mengantarkanku dalam keindahan dakwah ini, merajut jejak-jejak sejarah dalam keindahan ukhuwah, menghadapi berbagai tantangan yang membuatku lebih memahami arti kehidupan ini.
Sahabat, ku ukirkan sebuah kata rindu pada desir angin, kuharap engkau menerima pesan rinduku. Dimanapun kalian sekarang berada, semoga kita tetap istiqomah, tetap merajut jejak-jejak dakwah, karena ia adalah pilihan. Masih teringat nasehat seorang teman bahwa “dakwah tidak membutuhkan kita, tapi kitalah yang membutuhkan dakwah”. Semoga kita lebih menjadi insan yang produktif, yang senantiasa member keberanfaatan bagi siapapun yang ada disekeliling kita.
Keep SMILE, UKHUWAH, and ISTIQOMAH !
Luv U All cz Allah,,,,,

Vika ‘sang pena dari desa’
Selasa, 20 juli 2010, 11:25 pm

Sejenak Me-refreshkan Diri








Bismillah,,,

Sahabat…

Tak dapat dihindari kesedihan, ujian, cobaan yang membuat kita takut, cemas dan menyiutkan nyali terkadang mewarnai perjalanan kehidupan kita.

Pada saat itu aku ingin mengajakmu kembali sejenak ke dunia kanak-kanak kita.

Dunia yang menakjubkan, dunia yang dipenuhi dengan beragam warna dan corak nuansa.

Dunia yang kita pandang bahwa setiap hal yang baru itu penuh dengan keajaiban.

Dunia yang kita lakoni dengan penuh kegembiraan (tanpa beban).

Sahabat….

Dunia kanak-kanak kita belum hilang.

Dia masih tersimpan di memory kita.

Saat itu kita memandang bahwa hidup ini adalah kehidupan yang penuh dengan keceriaan.

Kita menjalaninya dengan penuh suka cita

Kita tak pernah takut mencoba dan tak pernah gentar dalam memahami arti kesalahan.

Sahabat…

Jika saat ini kau merasa sedih, dilanda ujian dan sedang mengalami cobaan

Aku ingin mengajakmu kembali ke dunia kanak-kanak kita

Dunia yang masih tersimpan di memory kita

Sejenak kita kembali ke dunia kanak-kanak kita

Pejamkan matamu dan ikutlah bersamaku

Ku ajak engkau berpikir bebas menerabas batas

Ku ajak engkau berpikir merdeka menembus khayalan

Ke dunia kanak-kanak kita, dunia yang menakjubkan,,,

Me-Refreskan diri sejenak

Dari amanah2 yang terembankan di pundak

Bukan berhenti, tetapi mencoba untuk memulihkan semangat

Dipuncak titik kejenuahan

@ Juni’10

“SUNGGUH, PERTOLONGAN ALLAH ITU AMAT DEKAT”

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (QS. Al-Baqarah : 214)

Dalam menjalani hidup yang digariskan Allah SWT. mungkin ada getir yang kita rasakan. Seperti hidup yang kadang terasa manis, maka kegetiran menjadi sebuah keniscayaan. Hal terbaik yang sebaiknya kita lakukan adalah senantiasa ridha atas ketetapanNya, dan berbuat yang terbaik untuk mendapatkan keridhaanNya. Bukan keluhan yang terucap, sebab hanya orang-orang yang tidak beriman yang putus asa akan adanya sebuah harapan. Seperti kisah kaum muslimin ketika menjalani perang Khandaq dalam ayat 214 surat Al Baqarah di atas. Dalam kondisi paling kritis pun, seorang muslim tidak boleh memiliki prasangka buruk terhadap Allah, apalagi mengeluh terhadap kondisi yang berlaku. Sungguh pertolongan Allah amat dekat!

Pagi itu Ahad, tanggal 28 Maret 2010 Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) sebuah organisasi kampus yang ku ikuti mengadakan sebuah kegiatan “Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK)” bagi mahasiswa program studi sebagai salah satu upaya mendidik calon-calon pemimpin organisasi kemahasiswaan intra kampus. Sebagai panitia kegiatan acara tersebut maka sebuah kewajiban kami sebagai panitia untuk memberikan kontribusi terbaik dalam menyediakan sarana dan prasarana demi terwujudnya tujuan kegiatan yang kami rumuskan. Sie HPT (Humas, Perlengkapan, dan Transportasi) itulah amanah yang ku emban dalam kegiatan tersebut.

Materi pertama berlangsung kurang begitu baik, adanya miss komunikasi dengan pemateri menyebabkan salah satu media (kertas plano) yang digunakan untuk kegiatan tersebut kurang dan harus dipenuhi segera sebelum acara diskusi kelompok dimulai. Aku mengajak Ayu’ (salah seorang panitia kegiatan) untuk pergi membeli kertas plano tersebut, tempatnya cukup jauh dari kampus kami kurang lebih 10 km. Dengan semangat yang tinggi aku meminjam motor Yunita seorang teman panitia yang lain (maklum aku belum mempunyai motor, walaupun SIM C sudah ditangan) tak lupa STNK-nya pun ku minta.

Pada saat pergi sengaja aku tidak membawa tas (hal ini melanggar pesan ibu’ bahwa kemanapun aku pergi beliau selalu berpesan untuk selalu membawa tas, harapannya agar barang-barang yang ku bawa dapat tersimpan dengan baik), hanya sebuah dompet yang ku bawa dan ku percayakan untuk dibawa Ayu’, kebetulan baju gamisnya berkantong. Setelah sampai disebuah toko yang dituju kami segera mencari kertas plano yang kami butuhkan, Alhamdulillah kami segera mendapatkannya. Setelah melakukan transaksi dikasir kami segera meninggalkan toko tersebut untuk segera kembali kekampus.

Ditengah perjalanan, tepatnya disebuah perlintasan kereta api kami berhenti karena sebuah kereta api melintas, pada saat itu Ayu’ memberitahuku bahwa dompet yang aku titipkan kepadanya tidak ada. Tenang, kucoba untuk mengelola hati ini dengan baik, ku paksa otakku untuk berpikir positif, mungkin terjatuh sewaktu membayar parkir tadi begitu hibur hatiku pada diriku sendiri, akhirnya kami sepakat untuk kembali ke toko tempat kami membeli kertas.

Ku putar arah motor untuk kembali ke toko yang tadi kami datangi, kuperlambat laju motor yang kami kendarai, sepanjang perjalanan tak luput kami memperhatikan setiap jengkal jalan yang kami lalui, berharap dompetku masih tergeletak di sebuah tempat. “Rabb, izinkan hamba untuk cerdas hati mengambil ibrah dari kejadian yang Engkau timpakan kepada hamba” do’aku,,,

Sampai ditoko tempat kami membeli kertas tadi, kami menemui bapak penjaga parkir, siapa tau beliau melihat dompetku jatuh disekitar area parkir, pikir kami, tetapi beliau mengatakan bahwa beliau tidak melihat dompet disekitar area parkir. Akhirnya kami kembali (pulang), kegundahan mulai hadir dihatiku, semua surat-surat pentingku ada dalam dompet itu; SIM, STNK Yunita, KTP, KTM, ATM, beberapa kartu nama dan surat-surat berharga lain ada didalamnya. Kebetulan dompetku tidak berisi uang, uang lima puluh ribu yang menghuni dompetku, kemarin sore dipinjam seorang teman kost untuk ongkos pulang kerumahnya, dan aku belum sempat mengambil uang lagi karena kesibukanku mempersiapkan acara LDK.

Tak luput kami tetap memperhatikan jalan yang kami lalui, berharap dompet coklat itu menantikan kami untuk memungutnya, tetapi harapan itu terlalu kecil jalan raya yang kami lalui cukup ramai. “Yogyakarta apakah mungkin dikota ini dompet kecilku bisa ditemukan?” tanyaku pada diriku “Insyaallah bisa, bukankah Allah yang mengenggam dunia ini, jika Dia menghendaki dompet itu kembali ke tanganku, apa yang sulit bagi-Nya?” jawab hatiku. Sebelum sampai di perlintasan kereta api kami akhinya memutuskan untuk melapor ke polisi.

Tiba di sebuah Pos Jaga yang berada di pertigaan jalan raya kami mendatangi Polisi yang bertugas saat itu, kami melaporkan kejadian yang kami alami.

“Pengaduan kehilangan langsung ke Polsek mbak” begitulah saran yang diberikan setelah mendengar laporan kami. Setelah mendapatkan penjelasan letak Polsek yang harus kami datangi, segera kupacu kuda roda dua milik temanku bersama Ayu’ ke sebuah tempat yang telah ditunjukkan. “Sabar ya Vik” ucap Ayu’ menguatkanku, dia melihat perubahan yang terjadi padaku.

Sampai dipolsek yang kami tuju, kami segera melaporkan kejadian yang kami alami kepada seorang polisi.

“bagaimana pak, apakah dompet saya bisa di temukan?” tanyaku penuh harap

“kemungkinan kecil mbak” begitu jawab polisi tersebut

Terkejut aku mendengar hal itu, hmmm mengapa polisi ini tidak memberi ketenangan, apakah dia tidak mengetahui psikologis orang yang sedang kehilangan benda yang penting baginya (ucapku dalam hati). Tak sadar air mataku mulai jatuh, bagaimana nanti aku mempertanggungjawabkan hal ini pada orangtuaku?, Ayu’ melihatku menangis, rasa bersalahnya semakin bertambah

“maafkan aku vik” ucapnya

“gak papa, aku hanya bingung bagaimana memberitahu orangtuaku nanti” jawabku

“biar aku saja yang bilang, ini salahku”

“jangan, kamu gak salah, aku yang salah, ibu’ku selalu berpesan jika aku pergi, aku diminta untuk membawa tas sebagi tempat dompet, tetapi aku melanggar pesan beliau” ungkapku.

Kucoba menata hati ini, ketarik nafas dalam-dalam untuk menenangkannya, Rabb bantu hamba, untuk segera terlepas dari kegundahan ini pintaku dalam hati. Polisi yang menerima laporan kami hanya menanyakan bebarapa hal yang berkaitan dengan STNK motor, ya hanya benda itu yang dapat diperjuangkan untuk dibuat kembali dalam waktu dekat, surat-surat yang lain, hanya dapat diselesaikan dikota asalku. Karena motor yang kami pakai adalah motor teman, kami tidak dapat memberikan keterangan yang polisi inginkan terkait dengan STNK tersebut. Akhirnya kami kembali kekampus untuk meminta informasi mengenai STNK kepada Yunita, dan kembali lagi ke polsek setelah mendapatkan informasi tersebut.

Tiba di kampus, segera kami menuju ruangan tempat acara LDK berlangsung, segera kami mencari Yunita dan menjelaskan kejadian yang terjadi pada kami. Yunita memaafkan kami dan menerima kejadian ini dengan ikhlas, tetapi dia belum bisa memberikan informasi yang kami perlukan, karena surat-surat motornya ada dirumahnya, “Insayallah nanti aku sms kalian” ujar Yunita.

Setelah memberikan penjelasan kepada Yunita, aku pulang kekost untuk mengambil buku tabunganku. Sampai dikost aku menelpon Call Center Bank tempat aku menabung dan segera memblokir ATM-ku. Setelah semua selesai aku kembali kekampus. Raut mukaku mungkin berubah, tetapi aku berusaha menyembunyikan semua yang terjadi, masih ada amanah yang harus aku selesaikan, menjadi moderator untuk materi terakhir acara LDK, aku harus semangat ujarku menyemangati diriku sendiri.

Sebagian teman-teman yang mengetahui kejadian yang terjadi kepadaku memberi support, terimakasih teman-teman, kalianlah saudara-saudara terbaik. Alhamdulillah akhirnya, kuselesaikan amanahku menjadi moderator dimateri terakhir dengan baik. Acara LDK berakhir, dan berlanjut ke acara “evaluasi kegiatan” dengan teman-teman panitia.

Alhamdulillah, akhirnya tiba dikost. Adzan maghrib berkumandang bertepatan dengan selesainya aku membersihkan diri. Waktu mustajab diantara adzan dan iqomat ku manfaatkan dengan memanjatkan do’a kepada-Nya (kebetulan saat itu aku tidak shalat). “Rabb sesungguhnya Engau Maha Mengetahui bahwa diri ini begitu lemah, Engkau mencoba menjadikan hamba insan yang kuat dengan cobaan ini, Ya Allah Engkaulah pengenggam alam semesta ini, saat ini Engkau tahu dimana letak dompet yang Engkau amanahkan kepada hamba, jika Engkau masih berkenan dompet itu kembali ke tangan hamba, hamba mohon ya Rabb, semoga ada tangan terbaik yang mengembalikannya, tetapi jika tidak maka hamba yakin Engkau akan menggantinya dengan dompet yang lebih baik, bantulah hamba untuk mempertanggungjawabkan hal ini kepada orangtua hamba” Amiin,,,,Insyaallah jika halal pasti kembali” ku teringat artikel yang pernah aku baca.

Nada sms handphoneku sedikit mengejutkanku, “pasti dari ibu” pikirku, dan dugaanku tepat, seperti biasa ibu menanyakan keadaanku.

Bismillah,,,ku yakinkan diri untuk memberitahu ibu,,,aku menelponnya.

“Assalamu’alaikum” sapa hangat ibu dari ujung telephone

“Wa’alaikumsalam” jawabku

“giman nduk, sehat sajakan?”

“Iya buk, Alhamdulillah vika sehat, tapi vika ada masalah” ujarku to the point

“ada apa?” Tanya ibu’

“Dompet vika hilang, jatuh sewaktu tadi pergi…(bla, bla, bla)”ungkapku bercerita pada ibu’.

Panjang lebar aku menceritakan kejadian yang aku alami pada ibu, aku tidak sadar bahwa kalimat yang ku gunakan untuk menyampaikan hal ini kurang tepat dan aku tidak mempertimbangkan situasi dan kondisi saat itu. Aku lupa bahwa Ibu mudah cemas mendengar hal-hal kurang baik yang terjadi pada anaknya, saat ia jauh dari sisinya. “ maafkan vika buk, vika nggak bisa menjaga amanah ibu” ujarku

“Itu peringatan, agar kamu lebih berhati-hati” tegas ibu, menasehatiku. Setelah ibu memberikan beberapa solusi, pembicaraan kami berakhir. “insyaallah jika dompet itu masih menjadi hakmu, akan kembali” begitu pesan ibu yang terus teringat di memoryku tes, tes, tes,,, air mata itu tak terbendung aku merasa bersalah kepada ibu. Ku flashback kembali kejadian yang terjadi padaku hari ini, begitu singkat, Rabb, apakah ini suatu terguran atas kelalaianku beberapa hari ini yang sedikit menjauh darimu,,, muhasabahku belum berakhir, saat kantuk itu menyerangku dan melelapkanku.

Kumandang adzan subuh membangunkanku, ku paksa diriku untuk tersenyum “hari ini harus lebih baik dari hari kemarin” azamku. Setelah membersihkan diri dan membaca do’a dan dzikir pagi kupersiapkan buku-buku kuliahku. Suara sms dari handphoneku terus berdering, untaian kata-kata simpati dan motivasi mengalir dari beberapa sahabatku. Nasehat dari teman-teman kostpun terus mengalir, indahnya ukhuwah ini.” Saat Allah mengambil salah satu kenikmatan yang ada pada kita, masih banyak kenikmatan lain yang Allah anugerahkan kepada kita” pesan salah satu mbak kostku.

Jam delapan pagi, sebuah sms kembali hadir memecah kesendirianku, nia (teman kostku) memberitahuku bahwa dompetku ditemukan, keterangan lengkap datang saja ke Pak Agus (Salah satu Staff TU Fakultas), begitu pesan pendeknya menginformasikan. Subhanallah, Alhamdulillahirabbil’alamin,,,do’a itu terjawab, ku bersujud syukur dengan limpahan nikmat ini, ku beritahu Ayu mengenai hal ini, dan segera kami bersiap untuk kekampus.

Sampai di kampus, segera kami temui Pak Agus untuk mendapatkan kejelasan informasi mengenai keberadaan dompetku. “Tadi ada seorang polisi yang telephone ke TU dan menginformasikan bahwa beliau menemukan sebuah dompet atas nama Vika P, mahasiswa Pendidikan Matematika, baru saja mau saya umumkan mbak” begitu Pak Agus menjelaskan “silahkan hubungi no ini mbak, dompet mbak ada di beliau” lanjut Pak Agus dengan memberikan secarik kertas berisi nomer handphone atas nama Bapak Sukamsi, “terimakasih pak” ucap kami mengakhiri pembicaraan.

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah,,,,”Ya Allah nikmat yang mana lagi yang akan hamba dustai?” ungkapku dalam hati, segera ku hubungi Bapak Sukamsi untuk megkonfirmasi kebenaran penemuan dompet tersebut. Setelah berbincang-bincang kami sepakat untuk bertemu di Kelurahan Terban. Segera kupacu kuda roda dua bersama Ayu untuk bertemu dengan Pak Sukamsi.

Alhamdulillah setelah sempat nyasar di beberapa tempat, akhirnya kami menemukan Kelurahan Terban, segera kami temui Pak Sukamsi, dan setelah melakukan proses serah terima aku dan Ayu pulang. Hati ini begitu bahagia, dompet coklat itu kembali lengkap dengan semua isinya, tidak berkurang suatu apapun. Terimakasih Pak Sukamsi, lewat tangan anda Allah mengizinkan dompet coklatku kembali, semoga Allah yang membalas semua jasa-jasa anda. Dan segera ku telephone Ibu untuk memberitahukan berita ini, “Alhamdulillah nduk, Dompet itu masih rezeki kamu, lain kali harus lebih hati-hati menjaga amanah.” Begitu pesan Ibu. Tak lupa teman-temanku juga kuberitahu atas kabar bahagia ini.

Rabb,,,

Sesungguhnya peristiwa ini memberikan berbagai pelajaran untuk hamba,,

Di dalam kehidupan ini Sabar dan Syukur selalu berpasangan,,,

Dan sungguh, pertolongan-Mu begitu dekat,,,,

Maka nikmat yang mana lagi yang akan hamba dustai???

Setelah segala nikmat ini Engkau Berikan???

Peristiwa ini adalah peringatan-Mu untuk hamba,,,

Untuk lebihmendekat kepada-Mu,,,,

Sungguh Artikel yang pernah aku baca

Kini menjadi kisahku sendiri,,,,

Jika Halal, Insyaallah Pasti Kembali

Ibu maafkan anakmu yang lalai untuk menaati nasehat kebaikanmu

Aku berjanji untuk tidak mengulanginya kembali

Dan Allah menjadi saksi,,,,,

Memory @ Yogyakarta, 29 Maret 2010