“Inspirator Kehidupan”




By : Vika Pravesti *

Batam ; Kamis, 28 juni 2007

Sinar mentari sore yang menyengat tak menyurutkan langkah Syifa untuk segera menyampaikan langkahnya di Masjid Nurul Islam. Peluh membasahi jilbabnya, tapi ia tetap begitu bersemangat meskipun sejak pagi tenaganya terkuras dengan rutinitas hariannya. Komunitas baru yang ia ikuti tiga bulan terakhir ini membawa perubahan yang besar untuk dirinya, ia tak lagi anti memakai rok panjang dan bergaul dengan orang-orang berjilbab lebar (jilbaber). Semangat Syifa kembali menyala setelah beberapa bulan lalu ia sempat terpuruk, gagal masuk disebuah universitas yang lama diincarnya .
Syifa menghentikan langkahnya, sebuah poster besar yang menempel disalah satu papan mading serambi Masjid Nurul Islam mencuri perhatiannya, langkahnya tergerak mendekat, membaca informasi yang ada didalamnya. “Hmmmmf ternyata sebuah publikasi acara bedah buku dihari ahad besok (01 Juli 2007)” batin Syifa. “Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan (NPSP)” judul buku yang akan dibedah dengan sang penulis Salim A. Fillah, penulis muda dari kota Pelajar, Yogyakarta. “sepertinya menarik, aku akan mengikutinya” batin Syifa.
Setelah menunaikan kewajibannya melaksanakan shalat asar, Syifa kembali melanjutkan perjalanannya ke halte angkutan umum, sambil berjalan ia teringat dengan cerita seorang guru jilbabernya disekolah dulu tentang kehidupan teman-temannya yang menikah tanpa pacaran (saat itu Syifa belum percaya dengan cerita gurunya tersebut), “hmmmf mungkin buku tersebut berkaitan dengan cerita guruku dahulu” ujar Syifa mengguman dalam hati.
Syifa mempercepat langkahnya, ia tidak ingin terlalu sore sampai dirumah. Pak De-nya sangat disiplin dengan waktu kepulangannya, dan Bu De-nya membutuhkan bantuannya menjaga adik sepupunya yang baru 4 bulan yang lalu terlahir ke dunia.
“Pasti menyenangkan dapat hadir diacara bedah buku besuk, bertemu langsung degan sang penulis buku, aku tidak boleh melewatkannya” tekad Syifa. Sebuah angkutan datang membuyarkan lamunan Syifa, segera ia naik dan angkutan itu meluncur membawanya pulang kerumah,,,ahad segeralah datang (harap Syifa) .

Ahad, 01 Juli 2007

Hari yang dinanti akhirnya tiba, semangat pagi itu menyapa Syifa untuk bergegas melaksanakan tugas-tugas kesehariannya dirumah, setelah berpamitan dengan Pak De dan Bu De-nya sekitar pukul 07.00 WIB sebuah angkutan umum meluncur mengantarkannya ke Masjid Nurul Islam tempat acara bedah buku itu akan berlangsung.
Tiba di Masjid Nurul Islam ia terperanjat, para peserta bedah buku sudah banyak yang datang beruntung dia bisa duduk dibarisan kedua. Ia menyapa seorang teman yang disampingnya, “Yuliana” ucap teman barunya menyebutkan nama, “Syifa” ucapnya balik memperkenalkan diri. Tak lama kemudian mereka terlarut dalam obrolan, bertukar informasi seputar kehidupan mereka.
Obrolan mereka terhenti saat sebuah grup nasyid tampil dan mulai membuka acara pagi itu. Setelah membawakan 2 lagu pembuka, acara bedah buku NPSP pun dimulai, sang MC membuka acara, di sampingnya telah hadir sang penulis (Salim A.Fillah). Setelah MC mempersilahkan penulis membedah bukunya, Ustadz Salim (begitu beliau sering disapa) menuturkan isi dari buku yang ditulisnya. Buku NPSP tersebut membahas masalah pacaran dan pernikahan dalam Islam. Dalam bukunya Ustadz Salim menuliskan bahwa Islam tidak mengenal istilah pacaran, Islam hanya mengenal pernikahan, meskipun sebenarnya pacaran tetap ada dalam Islam yaitu pacaran setelah menikah. Syifa menyimak dengan baik setiap kata yang Ust. Salim ucapkan, tak lupa catatan kecilnya mengabadikan setiap ilmu baru yang ia ketahui.
Menurut Ustadz Salim menahan diri untuk tidak pacaran sebelum menikah sama halnya seperti menahan diri ketika berpuasa. Belajar dari hikmah berpuasa, terdapat dua kebahagiaan bagi orang-orang yang melaksanakannya yaitu saat berbuka dan saat Allah menyapa lembut memberikan pahala. “Berpuasa” (tidak pacaran sebelum menikah) adalah puasa syahwat bagi setiap orang yang belum menikah begitulah paparan dari isi buku yang beliau tuliskan.
“cinta sejati itu akan mencari kesejiwaan (ruh yang saling mengenal atas izin Allah) dengan pasangannya” ujar Ustadz Salim. Glek Syifa terbelalak, “benarkah ??” ungkap batinnya masih tak percaya. Ia menyimpan pertanyaanya itu rapat-rapat, keberaniaannya tak cukup besar untuk mempertanyakan hal itu kepada Ustadz Salim, “malu ditertawakan jika ditanyakan sekarang apalagi forum bedah buku itu tidak hanya dihadiri akhwat* tetapi ikhwan* juga” batinnya. (*istilah baru dikomunitasnya)
Syifa menyimpan pertanyaan itu, nanti ku tanyakan saja pada teman-teman dikomunitas baruku ujarnya dalam hati.
Siang beranjak bedah buku NPSP berakhir dengan sebuah tanya yang masih tersimpan dihati Syifa. Setelah berpamitan dengan teman barunya Yuliana, Syifa pulang meluncur dengan sebuah angkutan, kembali kerumah yang menanti kehadirannya. Ia belum membeli buku itu karena stand buku masih terlalu ramai dengan banyaknya peserta yan ingin segera menikmati isi buku NPSP Ustadz Salim. Hmmmf buku yang inspiratif plus provokatif kayaknya batin Syifa.

.............

Beberapa bulan berlalu Syifa telah mendapatkan jawaban dari simpanan pertanyaannya setelah mengikuti bedah buku NPSP yang diikutinya, ia bertekad menjadi salah satu pelaku NPSP (insyaallah). Komunitas barunya benar-benar luar biasa, segala pertanyaannya bisa ia dapatkan disana. Orang-orang didalamnya pun adalah para inspirator penyala semangat hidupnya. Ia terus melaju memperbaiki dirinya yang perlu dibina kembali ke jalan cahaya-Nya. Ada gurat penyesalan dalam hati kecil Syifa, kenapa ia baru tersadar sekarang padahal dulu disekolah guru jilbabernya selalu berupaya “menuntunnya”, hmmmf mungkin ini memang rencana terbaik dari-Nya batin Syifa berupaya mempositifkan pikirannya.

..............

Yogyakarta ; 2 September 2008


Petualangan Syifa dikota Batam berakhir, tahun 2008 ia kembali ke Jawa dan mulai melanjutkan studinya yang sempat tertunda disebuah Universitas di Yogyakarta. Teman-teman seangkatannya ketika sekolah dulu kini telah semester lima, tapi Syifa tidak menyesal ia berbahagia karena dibalik kegagalannya masuk di universitas impiannya, Allah memberikannya sebuah hadiah yang luar biasa bertemu komunitas dahsyat pembakar semangat jiwa raganya.Pertemuan Syifa dengan seorang akhwat (Rifa) kakak tingkatnya beberapa hari yang lalu mengembalikannya ke komunitas yang sama saat ia di Batam.
Ramadhan pertama di Jogja.....

Sore itu sambil menunggu buka puasa (ngabuburit.com) mbak Rifa mengajaknya ke Jogokariyan. Setelah melewati perjalanan yang belum terbesit dipeta otakknya tentang Jogja sampailah Syifa dan mbak Rifa di Masjid Jogokariyan. Agenda Ramadhan sore itu adalah penetapan Jogokariyan sebagai “Kampoeng Ramadhan”. Dari mbak Rifa, Syifa juga mendapatkan informasi kalau Jogokariyan ini adalah kompleks rumah penulis Pro-U, “apakah Ustadz Salim juga tinggal disini mb?” Tanya Syifa, “ya” jawab mb Rifa. Dan terbukti benar Ustadz Salim sore itu memberikan tausiyahnya kepada para jama’ah yang hadir pada acara tersebut. Syifa begitu senang karena ia berada dikota yang sama dengan penulis-penulis hebat. Suatu hari aku ingin seperti mereka tekad Syifa.

.........................

November 2010

Dua tahun lebih Syifa telah menimba ilmu dikota Yogyakarta, kini beberapa buku Pro-U memenuhi koleksi perpustakaan pribadinya. Buku-buku Pro-U yang telah dibacanya (baik milik sendiri maupun pinjaman.com) telah memberinya berbagai inspirasi yang menggugah hidupnya. Acara bedah buku Pro-U saat perhelatan Islamic Book Fair menjadi idamannya. Ustadz Salim A. Fillah, Ustadz Solikhin Abu ‘Izzuddin, Ustadz Satria H. Lubis, dan penulis-penulis dahsyat Pro-U lainnya adalah para inspiratornya. Spirit dahsyat yang mereka tularkan lewat tulisan-tulisan menggugah mereka membakar semangat Zahra untuk terus bergerak, berkarya, dan menorehkan jejak sejarah terbaik hingga ajal menjemputnya nanti. Ia bertekad dalam hati untuk menjadi penulis seperti para inspiratornya itu. “malulah kepada Allah jika dalam sekali hidupmu, tidak ada karya yang bermanfaat yang bisa kamu tingalkan” kalimat spirit Syifa untuk mewujudkan impiannya (menjadi salah satu penulis Pro-U).

*(Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikna, Program Studi Pendidikan Matematika (semester 5), Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Tulisan ini juga bisa dilihat di http://www.facebook.com/notes.php?id=1380775949¬es_tab=app_2347471856#!/note.php?note_id=462404822601

Kisah ini untuk diikutsertakan dalam Lomba Kisah Menggugah Pro-U Media 2010 di http://proumedia.blogspot.com/2010/10/lomba-kisah-pendek-menggugah-pro-u.html