Sekolah Dalam Perut


By : Vika Pravesti


Bersyukur adalah keharusan yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslimah (yang sudah  bersuami) ketika Allah menganugerahi salah satu dari sekian nikmat berupa kehamilan. Karena itu adalah anugerah terindah dari Allah Swt. Selain itu, menurut Rasulullah Saw., keutamaan bagi seorang perempuan yang mengandung, melahirkan, dan menyusui adalah jihad fi sabilillah. Karena itulah amanah yang dipercayakan kepada kita harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Sebuah kabar gembira yang disabdakan oleh Rasulullah Saw: “Sesungguhnya bagi wanita yang mengandung hingga melahirkan dan menyapih, ada pahala, seperti halnya orang terdampar fi sabilillah. Apabila ia mati pada masa diantara itu, maka baginya pahala orang yang mati syahid.” (HR. Ibnu Hajar).

Setiap orang tua mendambakan untuk memiliki anak-anak yang sholih dan sholihah. Agar bisa mewujudkannya, ada beberapa hal yang diajarkan oleh Islam. Pertama, Islam menganjurkan apabila menginginkan lahirnya generasi unggul, hendaknya menyiapkan sejak memilih pasangan. Artinya dari pasangan yang sholih dan sholihah akan lahir generasi yang sholih dan sholihah pula. Kedua, orang tua yang mendambakan anak yang sholih dan sholihah wajib memperbanyak amal mulia, makan dan minum yang halal, menjaga shalatnya, indah ahklaknya, lembut hatinya, bertaqwa, memperbanyak dzikir dan do’a, serta bersemangat dalam bekerja. Selain itu segala sesuatu tergantung pada pendidikan.


Lalu, kapankah waktu terbaik untuk mulai memberikan pendidikan kepada anak dan apa materi utama yang harus diberikan sebelum yang lainnya? Jawabannya adalah mulailah sedini mungkin, mulailah sejak dalam kandungan, karena itu adalah salah satu terobosan untuk mencetak generasi-generasi yang sholih dan sholihah melalui sekolah dalam perut, mungkin istilah ini masih sangat asing disebagian telinga masyarakat karena sekolah ini tak mempunyai ruang kelas sebagaimana sekolah-sekolah yang ada sekarang, namun sekolah dalam perut ini mempunyai jam belajar dan kurikulum sebagaimana sekolah pada umumnya. Dan materi utama yang harus diberikan sebelum yang lainnya adalah Al-Qur’an.

Salah satu masa emas untuk memberikan pendidikan kepada generasi sholih dan sholihah adalah waktu didalam kandungan. Waktu terbaik untuk memulai mengajar bayi belajar  Al-Qur’an adalah ketika bayi berumur 18 minggu atau memasuki bulan kelima kehamilan, itulah saat terbaik untuk mulai belajar Al Qur’an, karena pada usia kehamilan tersebut Allah telah memerintahkan malaikat untuk meniupkan roh kepada sang bayi, dalam sebuah hadis Rasulullah Saw bersabda : “Sesungguhnya setiap orang dari kamu terkumpul (masa) kejadiannya dalam perut ibunya 40 hari dalam bentuk nutfah, kemudian menjadi ‘alaqah sama jumlah masanya dengan itu (40 hari), lalu menjadi mudghoh sama masanya dengan itu (40 hari). Kemudian diutus kepadanya malaikat lalu dihembuskan ruh kepadanya.” (HR. Bukhari Muslim).

Bulan ke-lima yang merupakan masa emas bagi pendidikan seorang janin didalam perut, maka bulan sebelumnya (bulan ke-4) seorang ibu sudah harus mempersiapkan kurikulum pendidikannya untuk buah hatinya. Bulan ke-empat hendaknya dia mempersiapkan bacaan Al-Qur’an yang sudah direkam(bukan HP). Dari 114 surat yang ada di Al-Qur’an ada beberapa surat yang direkomendasikan menjadi surat pilihan untuk direkam (tanpa bermaksud mengesampingkan surat-surat lainnya) yaitu; Al-Fatihah, Yusuf, Maryam, Ar-Rahman, Al-Ikhlas, dan An-Naas.

Setelah bulan ke-5 rekaman tersebut mulai ditempelkan ke permukaan perut mulai jam 8 malam sampai selesai. Pada saat rekaman tersebut di perdengarkan kepada janin yang ada didalam kandungan hedaknya Ibu konsentrasi terhadap kegiatan tersebut. Selain itu peran Ayah juga sangat penting untuk membantu menjaga agar keadaan disekitar perut senyap (ini terutama jika kehamilan tersebut bukan kehamilan pertama, sang ayah membantu putranya yang sebelumnya agar tidak mengganggu ibunya).

Rekaman bacaan Al-Qur’an tersebut diperdengarkan sejak bulan ke-5 hingga masa melahirkan, selain itu seorang ibu hendaknya berupaya untuk mempu menghatamkan Al-Qur’an dalam waktu 30 hari seperti yang di lakukan oleh Ustadzah Neno Warisman yang berhasil melahirkan generasi-generasi cerdas.

Selain memperdengarkan bacaan Al-Qur’an, sekolah dalam perut ini juga mempunyai jam belajar dan kurikulum yang akan disampaikan kepada janin yang ada dalam kandungan seorang ibu. Jam belajar dalam sekolah ini mempunyai empat waktu yaitu; pagi, siang, sore, dan malam berlangsung selama 30-60 menit dengan kurikulum yang diajarkan berupa; menyapa, membacakan sirah, memperdenganrkan adzan, murattal, nasyid, hadist-hadist pendek, menyelesaikan soal-soal pelajaran dan lainnya (bisa ditambahkan sendiri).

Sekolah dalam perut ini sebaiknya dilakukan setelah Ibu makan karena dengan begitu janin juga akan menjadi tenang. Mengapa kita memulai mendidik sejak usia 5 bulan? Karena pada masa ini usia janin dalam kemampuan merasakan stimulasi perkembangan sedang dalam puncaknya, hal ini tersutar dalam firman Allah “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati....”(QS. As Sajadah (32) : 9).

Jika kita pernah tahu bahwa wanita-wanita Yahudi ketika hamil mereka rajin menyelesaikan soal-soal Matematika agar anak mereka kelak cerdas, maka kita tidak boleh kalah dengan mereka dengan mengajari generasi-generasi yang kita lahirkan yang lebih dari hal itu yaitu Al-Qur’an. Semoga dengan upaya kita ini, kita mampu untuk melahirkan generasi-generasi cerdas, sholih-sholihah yang akan menjadi salah satu penerus tongkat estafet dakwah menuju kemenangan*InsyaAllah.

Wallahu’alam bis shawab_semoga bermanfaat ibu yang akan melahirkan ke-n dan untuk calon Ibu semua.

Ref :
Ustadzah Nunung Bintari, Mendekatkan Al-Qur’an kepada buah hati sejak dalam kandungan, Kajian Rutin Pagi Hari , 30 Oktober 2012, http://www.radiokrph.com./

Tidak ada komentar:

Posting Komentar