Sebuah “ASA”...


warna-warni ukhuwah kita ^^
Mulanya kepolosan kita bertemu dalam sebuah kampus, tiba-tiba pembicaraan, gerak anggota badan, langkah kaki dan getar hati menjadi sebuah simfoni yang mengalun indah dan merdu mengiringi perjalanan panjang pembelajaran yang kita lalui tentang kesabaran, pengertian, kejujuran, berbagi, keikhlasan, dan semangat kebersamaan dalam mengenggam dunia ini.

Dan saat lingkaran kita melebar jauh mengarungi penjuru negeri ini, rajutan ukhuwah kita semakin kuat, karena jauhnya fisik tak pernah menjauhkan hati-hati kita, dan peristiwa di Ramadhan 1433 H ini semakin menjadi bukti atas kuatnya rajutan ukhuwah yang selama ini kita bangun. “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang dengan sesama mereka seperti satu tubuh.Begitulah sabda sang nabi yang di riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam karyanya. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan baik (sakit) demam dan tidak bisa tidur.”


Dan dalam masa ini, aku semakin terpesona akan indah ridho-Nya yang semakin memancarkan binar ukhuwah kita, cahanyanya semakin menyala menghias langit dan menyuburkan bumi. Besar harapan dalam hati semoga Allah meridhoi kita semua menjadi penghuni sebuah tempat yang membuat iri para nabi dan syuhada. Sebuah tempat yang pernah Rasulullah SAW sampaikan bahwa “Di sekitar Arsy ada menara-menara dari cahaya. Di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari cahaya dan wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka bukan para nabi dan syuhada’, tetapi para nabi dan syuhada iri pada mereka. “ketika ditanya oleh para sahabat, Rasulullah SAW menjawab, ”mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling bersahabat karena Allah, dan saling berkunjung karena Allah” [HR. Tirmidzi]

Dalam sebuah goresan seorang sahabat pernah menuliskan “Jika ukhuwah itu lautan, Aku telah tenggelam didalamnya, Tak perlu tabung oksigen, karena do’a kalian telah cukup memberiku nafas, Tak perlu pengaman karena perjalanan ini terlalu singkat, Ukhuwah itu indah, Dan saat kebersamaan kita tinggal cerita, Hanya Rabithah yang bisa kita lantunkan, sebagai pengganti jalinan persaudaraan”. Maka dengan penuh kesungguhan aku mengaamiini apa yang beliau tuliskan.

Asa ini semakin terang dan nampak...
Kemana ia bermuara...
Karena apa ia disatukan....

Dilembaran-lembaran selanjutnya akan kita tuliskan...
Episode ukhuwah kita selanjutnya...
Dalam menapaki bentang jalan kehidupan..
Untuk semakin memancarkan binar cahaya menara-menara diatas sana...  

“...Dan Allah yang mempersatukan hati para hamba beriman. Jikapun kau nafkahkan perbendaharaan bumi seluruhnya untuk mengikat hati mereka, takkan bisa kau himpunkan hati mereka, Tetapi Allah-lah yang telah menyatupadukan hati mereka (QS. Al-Anfaal [8] :63)
Senin, 13 Agustus 2012
Vika Al-Khairaat Putri Az-Zahra
Diruang Pena

Tidak ada komentar:

Posting Komentar