Cinta Permata Hati....

“Assalamu’alaikum. Nduk sedang apa? Masih beraktivitas? Sudah makan belum? Jangan lupa makan, jaga kesehatan, jaga diri dan hati-hati”  

Hampir setiap sore sms serupa tak pernah bosan menghampiri inbox HP-ku, sejenak mengalihkan perhatianku dari segenap aktivitas yang sedang ku lakukan. Ya sms itu rutin dari Ibuku, menyapa setiap hariku jika hari itu tidak ada dering telephone menyapa dari sudut sana. Senyumnya membayangiku menuntunku untuk segera membalas sms beliau karena pasti beliau selalu menunggu balasan sms dariku.

Ya Ibuku tak pernah lupa untuk menyapaku, tak pernah lupa untuk mengingatkanku ini dan itu. Dan seringnya jika sms itu datang menyapa aku sedang rapat organisasi, sehingga aku sering tidak enak hati membalas sms Ibu dengan kesamaan aktivitas, namun hal itu lebih baik daripada aku berbohong dengan aktivitas yang sedang ku lakukan.


Dulu sebelum aku faham, saat aku masih SMP aku pernah jengkel dengan ibuku karena beliau selalu melarangku ini dan itu, memintaku begini dan begitu, saat itu aku merasa Ibu mengekangku, membatasi langkahku untuk beraktivitas, namun seiring berjalannya waktu aku tahu bahwa apa-apa yang dilakukan Ibu adalah segala hal yang mengantarkanku pada jalan kebaikan.

Masih melekat di memory otakku saat aku sudah berseragam abu-abu putih, letak sekolahku cukup jauh dari tempat tinggalku, sekolahku ada di pusat kota sedangkan tempat tinggalku ada di desa, sehingga saat itu aku harus mulai belajar hidup mandiri (kost) didekat sekolahku. Setiap sabtu sore aku pulang ke rumah dan minggu sore aku kembali ke kota, Ibu selalu mengantarkan kepergianku, menungguiku hingga aku mendapatkan bus yang akan mengantarkanku sampai tujuan. Sebelum aku pergi Ibu selalu meyiapkan bekal, memasakkan makanan kesukaanku, dan berpesan untuk menghabiskannya.

Pernah suatu minggu hujan turun sepanjang hari tanpa jeda saat aku akan kembali ke kota untuk menuntut ilmu, Ibu khawatir sekali melepas kepergianku karena jalan raya menuju kotaku terkenal rawan longsor, namun aku bersikeras berangkat karena esok ada tugas yang harus diselesaikan. Meskipun memakai payung Ibu basah karena menemaniku mencari angkutan yang saat itu mendadak sepi, meskipun akhirnya kami mendapatkannya aku merasa bersalah pada Ibuku, sepanjang jalan aku menangis karena membiarkan Ibuku basah kuyub “bagaimana jika beliau sakit”pikirku, namun bukan hanya aku yang cemas, Ibu lebih cemas kepadaku jika dekapan hujan membuatku sakit, dan tidak ada yang merawatku di kost.

Hingga kini pun, saat aku sudah di Perguruan Tinggi, sikap Ibu tak pernah berubah, saat aku pulang kerumah Ibu selalu memasakkan makanan kesukaanku, menyediakan segala kesukaanku dan mengantarkanku saat aku akan pergi, “hati-hati nduk, gak usah ngebut, selisih lima menit sama temanmu kamu gak dapat piala ko” begitu pesannya. Tak lupa beliau menyiapkan bekal untukku dan mengiringi kepergianku dengan senyumannya, “jangan lupa hubungi kalau sudah sampai” pesannya.

Ya itulah Ibuku yang tak pernah bosan untuk selalu mengingatkanku, membantuku, menyayangiku, dan membahagiakanku. Usapan tangannya adalah obat di kala sakit, dan seyumnya adalah pelecut semangat saat diri ini mulai rapuh, dialah permata hati yang selalu berkilau untuk anak-anaknya. Do’anya selalu mengalir untuk kami, agar kami terus melangkah meraih segala impian, menjadikan diri bermakna dan bermanfaat bagi orang lain. 

Semua hal yang telah Ibu lakukan tak pernah sanggup aku membalasnya, tak pernah akan bisa membayarnya, dan tak akan mampu melampauinya. Sangat tepat jika kasih Ibu bagai cinta sang surya yang terus menyinari dunia dan segala isinya tanpa meminta imbalan dari apa yang sudah dilakukannya. Ibu izinkan kami membahagiakanmu, dan mengukir senyumanmu walau hal ini tak pernah bisa membalas segala hal yang telah kau berikan untuk kami. “Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan kasihilah mereka sebagaimana mereka merawatku sewaktu kecil
Love U mom.....


Vika Al-Khairaat Putri Az-Zahra
“Menulis untuk Ibadah” Semoga bermanfaat.

Tulisan ini dalam rangka mengikuti kisah pendek The Great Power of Mother Pro-U Media. http://www.facebook.com/proumedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar