“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah : 216)
Dalam menjalani hidup yang digariskan Allah SWT seringkali ada getir yang kita rasakan. Seperti hidup yang kadang terasa manis, maka kegetiran menjadi sebuah keniscayaan. Sebagai manusia tentunya kita mempunyai beragam impian untuk kehidupan kita, namun Allah juga mempunyai rencana yang jauh lebih indah dari impian kita, karena Dia yang paling tahu tentang baik-buruknya impian kita untuk masa depan kehidupan yang akan kita lalui. Dalam QS. Al-Baqarah ayat 216 diatas Allah telah menegaskan bahwa sesuatu yang kita benci bisa menjadi sebuah hal yang baik bagi kita, dan sebaliknya sesuatu yang kita sukai bisa menjadi sebuah hal yang buruk bagi kita, karena Dia-lah yang paling tahu hal terbaik untuk kita.
Sebuah rencana kehidupan yang kita impikan, terkadang tidak sesuai dengan rencana kita, Allah berkehendak lain terhadap rencana kita. Dia menguji kita dengan berbagai hal yang kadang berlawanan dengan rencana kita, karena Dia ingin mengetahui seberapa besar ketabahan dan kesabaran yang akan kita tampakkan. Mau tidak mau, siap tidak siap kita harus menghadapi segala hal yang telah Allah tetapkan tersebut.
Allah Mahaadil, sehingga setiap orang akan mendapatkan jatah dan menerima giliran untuk mendapatkan ujian, cobaan dan kesulitan dalam kehidupannya. Semua hal itu Allah tetapkan karena Dia mempunyai maksud tertentu, Dia ingin mendidik kita dengan pengalaman nyata yang akan membekas pada ingatan kita.
Dengan ujian tersebut Allah hendak menguji keikhlasan dan keimanan hamba-hamba-Nya. Segala musibah dan kesulitan yang Dia berikan merupakan bentuk dari kecintaan dan kasih sayang Allah agar kita menjadi kuat dan tegar. Dia mengetahui batas kemampuan kita dalam mengahadapi setiap masalah yang diberikan, karena Allah tidak pernah mendhalimi kita dengan memberikan cobaan di luar batas kemampuan kita.
Dalam sebuah taujihnya Ustadz Abdullah Gym Nastiyar pernah memberikan sebuah tips ketika kita menghadapi suatu ujian dari Allah, yakni:
1. Hadapi
1. Hadapi
Setiap ujian yang menghadang tidak mungkin kita biarkan, dan kita tinggalkan begitu saja, menghadapi masalah tersebut adalah sebuah sikap kasatria yang harus kita lakukan karena jika kita menghindar, bias saja masalah baru muncul dan memperparah kondisi yang terjadi
2. Hayati
2. Hayati
Sikap terbaik dalam menghadapi ujian tersebut adalah dengan menghayati setiap episode yang kita lalui, karena dari penghayatan tersebut kita akan mengetahui hikmah yang Allah berikan pada setiap ujian yang diberikan-Nya.
3. Nikmati
3. Nikmati
Menikmati setiap sajian masalah yang diberikan Allah untuk kita akan meringankan setiap langkah kita dalam menghadapi masalah yang Allah suguhkan, karena hal itu akan memunculkan sebuah sikap optimis dan tenang dengan keyakinan bahwa semua hal yang Allah berikan hanyalah sementara, pasti setiap persoalan juga akan menemui titik akhirnya.
Jika kita di uji Allah dengan berbagai hal yang seolah meluluh lantahkan sikap optimis kita dalam menjalani kehidupan ini, segera bangkitlah dan sadarlah bahwa Allah ingin dengan kejadian ini kita semakin dekat dengan-Nya, semakin mendorong kita untuk lebih taat kepada-Nya, semakin memanjangkan panjatan do’a yang kita mohonkan hanya kepada-Nya, dan semakin meningkatkan amal saleh dan kebaikan kita. Yakinlah bahwa setiap hal hanyalah bagian dari ritme kehidupan yang akan kita lalui dalam perjalanan singkat didunia fana ini “karena sesugguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan “ (QS. Al-Insyirah : 5-6). Wallahu‘alam bishawab.
By : Vika Al-Khairaat Putri Az-Zahra, seorang mahasiswa Pendidikan Matematika semester VII di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta yang saat ini berupaya menyelesaikan pendidikan S1-nya tahun ini....
good good.....................
BalasHapus